SAYA LK :D |
MAKALAH
TAFSIR
MUAMALAH
“Ayat-ayat
produksi”
Disusun Oleh Kelompok:
4
1.
Liga Kartina Nim:
1516120085
2.
Radiatul Nim:
15161200
Dosen
Pembimbing :
Iwan Romadhan
Sitorus, MHI
PRODI: HUKUM
EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS
SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU 2016
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang...................................................................................................... 1
B.
Rumusan masalah.................................................................................................. 1
C.
Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Produksi.............................................................................................. 2
B. Ayat-Ayat terkait Produksi................................................................................... 3
1. Al-Baqarah. 29................................................................................................ 3
2. Ayat An-Nahl
5-8........................................................................................... 5
3. Ayat An-Nahl 80-81....................................................................................... 10
4. Al-Maidah.96.................................................................................................. 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Produksi merupakan sebuah proses yang telah terlahir
di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini. Menurut Dr. Muhammad
Rawwas Qalahji kata “produksi” dalam bahasa Arab dengan kata al-Intaj yang
secara harfiah dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewjudkan atau mengadakan
sesuatu) atau khidmatu mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyajin min ‘anashir
alintaj dhamina itharu zamanin muhaddadin (pelayanan jasa yang jelas dengan
menuntut adanya bantuan pengabungan unsurnsur produksi yang terbingkai dalam
waktu yang terbatas).
Produksi menurut Kahf mendefenisikan kegiatan
produksi dalam prespektif Islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak
hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk
mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama Islam, yaitu
kebahagian di dunia dan akhirat.
Dari dua pengertian di atas produksi adalah setiap
bentuk aktivitas yang dilakukan mansia dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber
ekonomi yang disediakan Allah Swt untuk mewujudkan suatu barang dan jasa yang
digunakan tidak hanya untuk kebutuhan fisik tetapi juga untuk memenuhi
kebutuhan non fisik, dalam artian yang lain produksi dimaksudkan untuk mencapai
maslahah bukan hanya menciptakan materi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Pengertian Produksi?
2.
Ayat-ayat produksi?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui Pengertian Produksi.
2.
Mengetahui Ayat-ayat produksi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Produksi
Dr. Muhammad Rawwas Qalahji memberikan padanan kata
“produksi” dalam bahasa Arab dengan kata al-intaj yang secara harfiyah dimaknai
dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau mengadakan sesuatu) atau khidmatu
mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyajin min ‘anashir al-intaj dhamina itharu
zamanin muhaddadin (pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantuan pengabungan
unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas). Pandangan
Rawwas di atas mewakili beberapa definisi yang ditawarkan oleh pemikir ekonomi
lainnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Dr. Abdurrahman
Yusro Ahmad dalam bukunya Muqaddimah fi ‘Ilm al-Iqtishad al-Islamiy.
Abdurrahman lebih jauh menjelaskan bahwa dalam melakukan proses produksi yang dijadikan
ukuran utamanya adalah nilai manfaat (utility) yang diambil dari hasil produksi
tersebut. Produksi dalam pandangannya harus mengacu pada nilai utility dan
masih dalam bingkai nilai ‘halal’ serta tidak membahayakan bagi diri seseorang
ataupun sekelompok masyarakat. Dalam hal ini, Abdurrahman merefleksi
pemikirannya dengan mengacu pada Q.S An-Nahl: 69[5] “Dari perut lebah itu keluar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia”
Dari pendapat-pendapat diatas penulis dapat
mendefinisikan bahwa produksi menurut Al Quran adalah mengadakan atau
mewujudkan sesuatu barang atau jasa yang bertujuan untuk kemaslahatan manusia.
B.
Ayat-ayat
terkait Produksi
1.
Al-Baqarah.
29
هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ
لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ
فَسَوَّىٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ ٢٩
Artinya:
29.
Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Mufradat
هُوَ
الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعًا :
(Dialah Tuhan yang menjadikan
segala yang ada di bumi untuk kamu) .
ثُمَّ
اسْتَوَى إِلىَ السَّمَآءِ :
(kemudian Dia meuju Langit),
فَسَوَّاهُنَّ
سَبْعَ سَمَاوَاتٍ :
(lalu menciptakan tujuh langit)
وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمُ :
(lalu
dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu) yaitu:
Tafsir
Ayat:
(29. (Dialah yang telah menciptakan
bagimu segala yang terdapat di muka bumi) yaitu menciptakan bumi beserta
isinya, (kesemuanya) agar kamu memperoleh manfaat dan mengambil perbandingan
darinya, (kemudian Dia hendak menyengaja hendak menciptakan) artinya setelah
menciptakan bumi tadi Dia bermaksud hendak menciptakan pula (langit, maka
dijadikannya langit itu) 'hunna' sebagai kata ganti benda yang dimaksud adalah
langit itu. Maksudnya ialah dijadikannya, sebagaimana didapati pada ayat yang
lain, 'faqadhaahunna,' yang berarti maka ditetapkan-Nya mereka, (tujuh langit
dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu) dikemukakan secara 'mujmal'
ringkas atau secara mufasshal terinci, maksudnya, "Tidakkah Allah yang
mampu menciptakan semua itu dari mula pertama, padahal Dia lebih besar dan
lebih hebat daripada kamu, akan mampu pula menghidupkan kamu kembali?" )
Bahwa Allah SWT setelah merinci
ayat-ayatnya tentang diri manusia dengan mengingatkan awal kejadian, sampai
kesudahannya dan menyebutkan bukti keberadaan serta kekuasaannya melalui apa
yang mereka saksikan sendiri pada diri mereka, kemudian Dia menyebutkan
ayat-ayatnya atau bukti lain yang ada dicakrawala melalui apa yang mereka
saksikan, yaitu penciptaan langit dan bumi, untuk menunjukka kekuasaannya yang
meliputi segala-galanya dan menunjukkan betapa banyak karunia-Nya kepada umat
manusia dengan menjadikan segala yang ada di umi sebagai bekal dan persediaan
untuk dimanfaatkan.
Arti Ayat
Dalam penggalan terjemahan ayat tersebut yang berbunyi “Kemudian Dia
berkehendak menuju ke langit”. Kata kemudian dalam ayat ini bukan
berarti selang masa tapi dalam arti peringkat, yakni peringkat sesuatu yang
disebut sesudahnya yaitu langit dan apa yang ditampungnya lebih agung, lebih
besar, indah dan misterius daripada bumi. Maka Dia, yakni Allah menyempurnakan
mereka yakni menjadikan tujuh langit dan menetapkan hukum-hukum yang
mengatur perjalanannya masing-masing, serta menyiapkan sarana yang sesuai bagi
yang berada disana. Itu semua diciptakannya dalam keadaan sempurna dan amat
teliti. Dan itu semua mudah bagi-Nya karena Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.
Yang
menarik, setelah Allah mengingatkan asal-usul kejadian manusia yang berasal
dari ketiadaan dan kematian, yang berasal dari tanah, tumbuhan, dan hewan,
tiba-tiba menyebutkan bahwa semua yang ada di bumi ini (termasuk tanah,
tumbuhan, dan hewan), Dia ciptakan untuk manusia. Pesan yang bisa kita tangkap
dari peringatan ini ialah bahwa tubuh biologis manusia (yang merupakan bagian
tak terpisahkan dari bumi) diciptakan untuk berbakti kepada tubuh ruhaniahnya.
Jadi ada sesuatu yang luar biasa pada diri manusia yang justru bukan berasal
dari bumi; tetapi untuknyalah bumi dciptakan. Artinya, kalau bukan demi manusia
ruhaniah itu, Allah tidak menciptakan bumi ini. Melalui peringatan ini, Allah
hendak mengesankan manusia bahwa diri ruhaniahnya itu adalah makhluk yang
sangat mulia, yang sedemikian mulianya sehingga nilai kemuliannya melampaui
seluruh nilai alam semesta yang material ini[1].
Al-Nahl.
5-8, 80-81
2.
Ayat
An-Nahl 5-8
وَٱلۡأَنۡعَٰمَ خَلَقَهَاۖ لَكُمۡ فِيهَا دِفۡءٞ وَمَنَٰفِعُ وَمِنۡهَا
تَأۡكُلُونَ ٥ وَلَكُمۡ فِيهَا جَمَالٌ
حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسۡرَحُونَ ٦ وَتَحۡمِلُ أَثۡقَالَكُمۡ إِلَىٰ بَلَدٖ
لَّمۡ تَكُونُواْ بَٰلِغِيهِ إِلَّا بِشِقِّ ٱلۡأَنفُسِۚ إِنَّ رَبَّكُمۡ
لَرَءُوفٞ رَّحِيمٞ ٧ وَٱلۡخَيۡلَ وَٱلۡبِغَالَ وَٱلۡحَمِيرَ لِتَرۡكَبُوهَا
وَزِينَةٗۚ وَيَخۡلُقُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ٨
Artinya:
5. Dan
Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan
6. Dan
kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke
kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan
7. Dan
ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai
kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri.
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
8. dan
(Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan
(menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak
mengetahuinya
Mufradat
1.
وَالْاَنْعَامَ (Dan binatang ternak) yakni unta, sapi,
dan kambing. Lafaz al-an’ama dibaca nasab karena dinasabkan oleh fi’il yang
diperkirakan keberadaannya, lalu fi’il tersebut ditafsirkan atau dijelaskan
oleh lafaz berikut ini, yaitu
خَلَقَهَالَكُمْ (Dia
telah menciptakannya untuk kalian) sebagian dari manusia
فِيْهَادِفْءٌ (padanya
ada kehangatan) yaitu bulu dan kulitnya dapat dibuat pakaian dan selimut untuk
penghangat tubuh kalian
وَمَنَافِعُ (dan
berbagai manfaat) yaitu dari anak-anaknya, air susunya, dan dapat dijadikan
sebagai kendaraan
وَمِنْهَاتَأْكُلُوْنَ (dan sebagainya kalian makan) zaraf didahulukan karena untuk
tujuan fasilah.
2.
وَلَكُمْ فِيْهَاجَمَالٌ (Dan kalian memperoleh pandangan yang indah
padanya) yakni sebagai perhiasan kalian
حِيْنَ
تُرِيْحُوْنَ (ketika kalian membawanya kembali ke
kandang) ketika kalian menggiringnya kembali ke kandangnya di waktu sore hari
وَحِيْنَ
تَسْرَحُوْنَ (dan ketika kalian melepaskannya ke tempat
penggembalaan) kalian mengeluarkannya dari kandangnya menuju ke tempat
penggembalaan di waktu pagi hari.
3.
وَتَحْمِلُ اَثْقَالَكُمْ (Dan ia dapat memikul beban-beban
kalian) barang-barang kalian
إِلَىٰ بَلَدٖ لَّمۡ تَكُوْنُواْ بَٰلِغِيهِ (ke
suatu negeri yang kalian tidak sanggup sampai kepadanya) kalian tidak sanggup
mencapainya tanpa memakai kendaraan unta
إِلَّا بِشِقِّ
ٱلۡأَنفُسِ (melainkan dengan kesukaran-kesukaran
yang memayahkan diri) yang membuat payah diri kalian
إِنَّ رَبَّكُمۡ لَرَءُوْفٞ رَّحِيْمٞ (Sesungguhnya Tuhan
kalian benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) terhadap kalian, Dia
telah menciptakannya untuk kalian manfaatkan.
4.
وَ (dan) Dia telah menciptakan
الْحَيْلَ الْحَيْلَ وَالْبِغَالَ
وَالْحَمِيْرَلِتَرْكَبُوْهَاوَزِيْنَةً (kuda, bagal, dan keledai agar kalian menungganginya dan
menjadikannya sebagai perhiasan) lafaz zinatan menjadi maful lah disebutkannya
kedua ‘illat itu, yaitu untuk ditunggangi dan dianggap sebagai perhiasan; hal
ini sama sekali tidak bertentangan dengan manfaat lain yang ada padanya.
Seperti halnya pada kuda, selain dapat ditunggangi dan dijadikan perhiasan,
dagingnya dapat dimakan. Hal ini telah ditetapkan berdasarkan hadis sahihain.
وَيَخۡلُقُ مَا لَا تَعۡلَمُوْنَ (Dan Allah menciptakan
apa yang kalian tidak mengetahuinya) berupa hal-hal yang aneh dan menakjubkan.
Tafsir Ayat
Allah SWT, Menyebut-nyebut bebrapa di
antara nikmat-nikmatnya, bahwa Dia telah menciptakan binatang-binatang ternak,
seperti unta, sapi dan kambing yang dapat di ambil manfaat’nya oleh manusia,
kulit dan bulunya utuk di jadikan pakaian yang memberi kehangatan bandan, susunya dapat di minum dan
dagingnya dapat di makan, setelah binatang-binatang ternak itu juga dapat
memberi keindahan pandangan dan dapat meringankan beban
pengangkutan-pengangkutan yang hendak di kirim dari tempat ke tempat yang lain
atau barang-barang dagangan dan bekal-bekal perjalanan yang tidak dapat di
sampaikan ke tempat tujuannya melainkan dengan susah payah. Maka patutlah Allah
yang telah mengaruniakan nikmat-nikmat itu kepada manusia sebagai makhluk utamanya disebut dan di puji yang Maha
pengasih lagi Maha penyayang.
Asbabun Nuzul An-Nahl
An-Nahl merupakan surat ke-16 pada juz
ke-14 serta merupakan kelompok surat Makkiyah kecuali tiga ayat terakhir yang
Madaniyyah. Mengenai ayat 5 sampai dengan ayat 8 dari surat An-Nahl tidak
terdapat petunjuk dari Al-Hadits yang
menjelaskan latar belakang (asbabunuzul) ayat-ayat tersebut.
Arti Ayat
Secara umum, ayat diatas menggambarkan
potensi dan manfaat sumber daya alam terutama yang berbentuk binatang ternak
dengan berbagai manfaat dan nilai bagi manusia. Di antara manfaatnya adalah
dimakan dagingnya, selain itu juga kulit, tulang dan bulunya, binatang ternak
itu dahulu bahkan sampai sekarang masih berfungsi sebagai sarana transportasi
dan alat angkut. Terutama dahulu sebelum zaman modern sekarang di mana sarana
perhubungan dan sarana pengangkutan dilakukan dengan menggunakan alat-alat
transportasi yang menggunakan kekuatan mesin. Terlalu banyak untuk disebutkan
satu persatu, manfaat dari sumber daya alam dalam bentuk hewan terutama hewan
ternak itu. Di era modern, masih banyak binatang ternak khususnya kuda dan
keledai yang dimanfaatkan sebagai sarana angkutan, termasuk di daerah-daerah
wisata mancanegara. Tempat-tempat rekreasi terkenal di Tanah Air Indonesia
sebagaimana dapat disaksikan di banyak tempat, jelas masih banyak yang
menggunakan binatang ternak tertentu, khususnya kuda atau keledai sebagai alat
tunggangan, baik langsung maupun tidak langsung seperti andong atau dokar,
maupun kudanya itu sendiri. Demikian pula di luar negeri, termasuk di area
Bukit Thur Sina di Mesir, beberapa objek wisata di Isfahan Iran maupun terutama
Petra di Jordan yang belakangan dinobatkan ke dalam salah satu keajaiban dunia.
Disana,
baik dibawah Bukit Thur Sina maupun terutama di jalan-jalan menuju Petra, masih
berkeliaran kuda-kuda dan keledai-keledai tunggangan yang disewakan bagi para
wisatawan mancanegara yang hendak mengunjungi tempat-tempat indah dan
bersejarah, khususnya gua berikut pahatan-pahatan bebatuan kuno bekas
tempat-tempat berteduh/berlindung penduduk setempat dahulu di masa-masa lalu
yang tersebar di sejumlah perbukitan yang ada sebagaimana dilansir Al-quran,
dan kini menjadi area rekreasi menarik yang dikunjungi wisatawan domestic
maupun mancanegara. Apalagi setelah dinobatkan menjadi salah satu keajaiban
dunia[2].
3.
Ayat
An-Nahl 80-81
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنۢ بُيُوتِكُمۡ سَكَنٗا وَجَعَلَ لَكُم مِّن
جُلُودِ ٱلۡأَنۡعَٰمِ بُيُوتٗا تَسۡتَخِفُّونَهَا يَوۡمَ ظَعۡنِكُمۡ وَيَوۡمَ
إِقَامَتِكُمۡ وَمِنۡ أَصۡوَافِهَا وَأَوۡبَارِهَا وَأَشۡعَارِهَآ أَثَٰثٗا
وَمَتَٰعًا إِلَىٰ حِينٖ ٨٠ وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّمَّا خَلَقَ ظِلَٰلٗا
وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡجِبَالِ أَكۡنَٰنٗا وَجَعَلَ لَكُمۡ سَرَٰبِيلَ تَقِيكُمُ
ٱلۡحَرَّ وَسَرَٰبِيلَ تَقِيكُم بَأۡسَكُمۡۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعۡمَتَهُۥ
عَلَيۡكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تُسۡلِمُونَ ٨١
Artinya:
80. Dan Allah menjadikan bagimu
rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah
(kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya
di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari
bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan
(yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu)
81. Dan Allah menjadikan bagimu tempat
bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat
tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari
panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan.
Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri
(kepada-Nya)
Mufradat
تَسۡتَخِفُّونَهَا :
merasa
ringan
يَوۡمَ
ظَعۡنِكُمۡ : hari pergi
kalian (perjalanan)
أَثَاثًا
: perabot rumah
ظِلالا : sesuatu
yang meneduhi
أَكْنَانًا : sesuatu yang menutupi
سَرَابِيلَ : pakaian
Tafsir Ayat
Menurut Muhammad Ali As-Shabuni dalam karya tafsirnya Shafwah al-tafasir.
Potongan ayat اللَّهُ جَعَلَ
لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا ini menunjukan nikmat Allah yang
diberikan kepada hamba-Nya. Nikmat itu berupa rumah yang dijadikan oleh Allah
dari batu dan batu bata agar manusia tinggal di dalamnya ketika bermukim di
negara-negara mereka. Ayat tersebut juga mengandung makna bahwa Allah
menciptakan bagi manusia bahan-bahan untuk dijadikan rumah, serta mengilhami
mereka cara pembuatannya. Ilham membuat rumah merupakan tangga pertama bagi
bangunnya peradaban umat manusia sekaligus merupakan upaya paling dini dalam
membentengi diri manusia guna memelihara kelanjutan hidup pribadi, bahkan
jenisnya. Dengan demikian, ini adalah nikmat yang sangat besar.
Dalam Tafsir Al-Ghazin disebutkan bahwa rumah itu ada
dua macam pertama rumah yang tidak bisa dipindah (permanen) seperti rumah yang
terbuat dari batu dan lain sebagainya ini adalah kandungan ayat: Dan Allah
menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal .Kedua rumah yang bisa dibawa kemana-mana seperti tenda yang terbuat dari
kulit hewan ternak. Dan inilah yang dimaksud dalam firman Allah: Dia
menjadikan bagimu rumah rumah dari kulit hewan ternak.
Firman Allah yang berarti: Dia menjadikan bagimu rumah-rumah dari kulit
hewan ternak, dijadikan dasar oleh ulama tentang bolehnya memanfaatkan
kulit hewan yang mati karena disembelih ataupun tidak. Tetapi tentu saja
disamak dahulu agar kulit tersebut menjadi suci dan dapat digunakan. Imam Ahmad
Abu Hanifah berpendapat kulit hewan yang mati tidak disembelih secara syara’
tidak dapat dimanfaatkan sama sekali, karena menurutnya kulit tersebut sama
dengan bangkai. Namun menurut al-Qurtuby pendapat Iman Ahmad Abu Hanifah ini
terbantahakan dengan riwayat-riwayat yang memperbolehkan mengambil manfaatnya
setelah disamak. Walaupun demikian kulit babi dan kulit anjing tidak dapat
diambil manfaatnya. Tetapi ada sebagian ulama ada yang berpendapat boleh, akan
tetapi Quraish Shihab berpandangan pendapat ini sangat lemah.
Asbab al-Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan,
ketiika seorang arab bertanya kepada Nabi SAW tentang Allah, beliau membacakan
ayat, اللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا (Dan Allah yang
menjadikan bagimu rumah-rumah sebagai tempat tinggal), orang itupun mengiyakan.
Kemudian Nabi membacakan kelanjutan ayat tersebut tersebut, وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ جُلُودِ الأنْعَامِ بُيُوتًا تَسْتَخِفُّونَهَا
يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ إِقَامَتِكُمْ (..dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah dari kulit
hewan ternak yang kamu merasa ringan (membawanya) pada waktu kamu bepergian dan
pada waktu kamu bermukim..), orang itupun mengiyakan.
Dan Rasulpun melanjutkan ayat tersebut dan orang itupun mengiyakannya. Namun
ketika Nabi sampai pada ayat 81 bagian terakhir, كَذَلِكَ
يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ (Demikian Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu agar
kamu berserah diri (kepada-Nya)), orang itupun
berpaling dan tidak mau masuk Islam. Maka turunlah ayat selanjutnnya ayat 83,
yang menegaskan bahwa walaupun orang-orang tahu akan nikmat yang diberikan
Allah, tapi kebanyakan dari mereka tetap kafir.
Arti Ayat
Menurut Ahmad Mushtafa
Al-Maroghi dalam tafsir Al-Maroghi, menafsirkan ayat-ayat ini bahwa Allah telah
menyebutkan nikmat-nikmat yang Dia limpahkan kepada para hamba-Nya. Dimulai
dengan nikmat yang dikhususkan bagi orang-orang yang bermukim, dengan
Firman-Nya : “menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal” kemudian
nikmat yang dikhususkan bagi para musafir yang mampu mendirikan kemah, dengan
Firman-Nya: “menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang
ternak”. Kemudian bagi orang yang tidak mampu melakukan hal itu, tidak pula
mempunyai naungan selain daripada tempat bernaung, dengan Firman-Nya :
“menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan” .
selanjutkan menyebutkan nikmat yang dibutuhkan oleh setiap orang, dengan
Firman-Nya: “dan Dia jadikan bagimu pakaian”. Lalu, menyebutkan apa yang
diperlukan di dalam peperangan, dengan Firman-Nya: “dan pakaian (baju besi)
yang memelihara kamu dalam peperangan”[3].
4.
Al-Maidah.
96
أُحِلَّ لَكُمۡ صَيۡدُ
ٱلۡبَحۡرِ وَطَعَامُهُۥ مَتَٰعٗا لَّكُمۡ وَلِلسَّيَّارَةِۖ وَحُرِّمَ عَلَيۡكُمۡ
صَيۡدُ ٱلۡبَرِّ مَا دُمۡتُمۡ حُرُمٗاۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِيٓ إِلَيۡهِ
تُحۡشَرُونَ ٩٦
Artinya:
96.
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut
sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan;
dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam
ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan
Mufradat
أُحِلَّ
لَكُم صَيدُ البَحرِ وَطَعامُهُ :
Dihalalkan
bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut
مَتاعًا لَكُم وَلِلسَّيّارَةِ :
sebagai makanan yang lazat
bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan;
وَحُرِّمَ عَلَيكُم صَيدُ البَرِّ ما دُمتُم حُرُمًا :
dan diharamkan atasmu (menangkap)
binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram.
وَاتَّقُوا
اللَّهَ الَّذي إِلَيهِ تُحشَرونَ :
Dan bertakwalah kepada Allah Yang
kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.
Tafsir Ayat
Menurut M. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misabah “Dihalalkan bagi kamu berburu binatang laut”
Maksud ayat tersebut bahwasannya bukan laut saja, melainkan sungai dan danau
atau tambak juga dihalalkan dalam pemburuan binatang laut. Ayat tersebut ulama
sementara memahami kata-kata binatang buruan laut dalam arti segala sesuatu
yang diperoleh dengan upaya atau usaha untuk mendapatkan binatang tersebut.
“Dan makanannya adalah makanan lezat bagi kamu” .
Makanannya berasal dari laut pula, seperti ikan, udang ataupun sejenisnya yang
hidup di sana dan binatang laut tersebut tidak dapat hidup didarat (hidup di
dua alam). Sedangkan yang mengapung dan terdampar tidak lagi diperoleh dengan
memburunya. Ada juga yang memahami kata Makanan tersebut dalam arti yang diasinkan
dan dikeringkan, sehingga dalam memakannya terasa lezat bagi penikmatnya.
“Dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan, dan
diharamkan atas kamu binatang buruan darat, selama kamu dalam berihram” Ketika seseorang dalam keadaan berikhram
selama pejalanannya di Tanah Haram (Makkah), diharamkan atas orang tersebut
membunuh binatang darat, “Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu
akan dikumpulkan”.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ayat 5-8
surat An-Nahl berbicara tentang nikmat yang diberikan Allah kepada manusia.
Nikmat itu berupa berbagai manfaat dari hewan ternak diantaranya sebagai
makanan, menghasilkan minuman, perhiasan, dan alat trasfortasi. Nikmat itu
harus disyukuri oleh manusia dengan memanfaatkanya sebaik mungkin sesuai dengan
yang disyariatkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Ayat tersebut juga mengandung
arti bahwa manusia diberikan kewenangan untuk mengeksploitasi alam semesta ini
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri dengan berbagai syarat
yaitu; manusia haruslah mengadakan ta’awun (saling menolong), takaful
(kerjasama), kewajiban berlaku sederhana yaitu menghindari bentuk pemborosan
atau penghamburan harta dan penggunaan yang tidak semestinya dalam mendayagunakan
rezeki Allah, selain itu manusia didalam usaha disyaratkan menumbuhkan dan
memperbanyak harta namun tidak menimbulkan kerugian bagi pihak lain, dan
dilakukan dengan cara yang baik dan halal.
Daftar Pustaka
Al-Mahalli,
Jalaluddin dan As-Suyuti, Jalaluddin, Tafsir Jalalain Jilid 1,
Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2004.
Salim
Bahreisy. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu
Kasier, Jilid IV surabaya:
Bina
Ilmu,1988.
[1].
Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain, (Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2004), Jilid 1, 1007-1009.
[2].
Salim Bahreisy. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu
Kasier, (surabaya:Bina Ilmu,1988), Jilid IV Hal.541-542
[3].
Salim Bahreisy. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu
Kasier, (surabaya:Bina Ilmu,1988), Jilid IV Hal. 585-586
What is a Casino? - Online Gambling
BalasHapusThe Casino is a 슬롯 게임 casino that accepts bets and accepts wagers from real money and is nba betting odds also known as an 바카라 사이트 추천 online gaming 암호 화폐 종류 site. It has many other online gambling 💸 Min Deposit: $10🎲 Total number of games: 3000+💰 Min Withdrawal: $20 벳 페어